PERSAINGAN INTERNET SERVICE PROVIDER (ISP) DI INDONESIA - ISP di Indonesia masih dikuasai
beberapa pemain utama, terutama yang memiliki jaringan yang luas.
Beberapa pemain utama pada bisnis ISP adalah Telkom, Indosat Mega Media
(IM2), Excelcomindo, Broadband Multimedia dan lain-lain.
Telkom dengan beberapa
produknya antara lain Telkomnet Instant (Dial Up), Speedy (ADSL),
Astinet (Dedicated), Telkom Hotspot (wireless) dan Telkomnet Flexy
(CDMA). merupakan pemain terbesar ISP, dengan jaringan yang paling luas
serta jumlah pelanggan yang terbesar.
Pemain utama lainnya yang juga
besar adalah Indosat Multi Media (IM2), dengan beberapa produknya ,
yaitu Indosatnet (Dial Up), Internet Instan (Melalui I Phone), IM2 (Pay
TV), IM2 Indosatnet (dedicated), IM2 Hotspot (wireless) dan Indosatnet
Mobile (StarOne), Indosat Broadband 3,5G.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)
PT. Telkom awalnya adalah Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki hak eksklusif menyelenggarakan
telekomunikasi di Indonesia. PT.Telkom mulai merambah bisnis ISP dengan
produknya Telkomnet Instan.
Telkomnet Instan, adalah
koneksi internet dial up melalui jaringan telepon tetap kabel milik PT.
Telkom dengan kode akses 080989999. Seiring dengan berkembangnya bisnis
seluler, PT. Telkom memperluas akses Telkomnet Instan melalui telepon
tetap nirkabelnya yakni Flexi.
Dalam perkembangan selanjutnya,
PT. Telkom meluncurkan layanan broadband yakni Telkom Speedy pada tahun
2005, Telkom Speedy disambungkan melalui saluran telepon tetap kabel
yang telah dimodifikasi menjadi Multi Media Access (MMA).
Kiprah Telkom dalam bisnis
koneksi internet sangat dominan setelah perusahaan ini meluncurkan
Speedy menggunakan teknologi Asymetric Digital Subscriber Line (ADSL).
Hal ini terjadi karena ADSL
yang memiliki keunggulan yang sangat jauh dari koneksi lewat kabel
lainnya yakni dial up ini melewati jaringan miliknya sendiri. Telkom
memonopoli bisnis ADSL di Indonesia yang terus berkembang dan memiliki
prospek sangat baik.
Selain ADSL, melalui Telkom
Vision, PT. Telkom juga menjual koneksi internet bersama dengan layanan
TV kabel. Layanan Telkom Vision ini baru ada di 3 kota yakni Jakarta,
Surabaya, dan Bandung. Di Jakarta layanan ini tersedia di sejumlah
Restoran, hotel, apartemen dan gedung perkantoran.
Telkom juga terjun ke layanan mobile yakni diperuntukkan kepada para pelanggan Telkom Flexi (CDMA).
Besarnya potensi bisnis koneksi
internet ini membuat Telkom berencana memperluas layanannya dengan
mengembangkan wireless melaui pengembangan hot spot lebih jauh. Sampai
saat ini jumlah hot spot Telkom telah mencapai ratusan.
Sebagai BUMN, kepemilikan saham
PT. Telkom hingga 13 November 1995 dimiliki pemerintah 100 persen.
Kemudian PT. Telkom melakukan initial public offering (IPO) juga pada
bulan tersebut dan membuat komposisi kepemilikan menjadi pemerintah
tinggal 80%. Melalui empat kali penjualan secara blok (block sale) dari
saham-saham pemerintah pada PT. Telkom maka kepemilikan pemerintah turun
menjadi 51,19 persen.
Indosat Mega Media (IM2)
Ketika industri ISP mulai
berkembang pada tahun1996, PT. Indosat, BUMN yang berkecimpung dalam
bisnis telekomunikasi mendirikan PT. Indosat Mega Media (Indosat M2)
sebagai anak perusahaanya untuk masuk ke bisnis ISP di Indonesia.
Pada Desember 2002, Indosat M2
melakukan merger dengan Indosatcom dan mulai mengoperasikan B2B
e-commerce, dan mendapatkan anak perusahaan baru, yaitu PT Mediagate
Indonesia.
Pada tahun 2003, Indosat M2
memperluas layanan koneksi internetnya dengan membuka akses dial up
dengan kode 080988001 yang bisa diakses dari 180 kota di Indonesia.
Jumlah pelanggan dial up hingga tahun 2006 tercatat 27.027.
Pada tahun yang sama, Indosat
M2 memperluas akses internetnya melalui jaringan seluler GSM dengan
bekerjasama dengan Indosat (Mentari, Matrix, dan IM3). Saat ini, koneksi
internet via seluler ini juga bisa diakses oleh pelangan CDMA yakni
Fren.
Indosat juga melayani koneksi
internet dedicated dengan jumlah pelanggan hingga tahun 2006 mencapai
1.199 meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 751 pelanggan.
Peluasan layanan juga dilakukan
melalui kerjasama dengan Beyond The Network (BTN) untuk implementasi IP
VPN berbasis MPLS (Multi Protocol Label Switching) sehingga bisa diakes
di seluruh Asia Tenggara, China, Jepang, Australia, Eropa, dan Amerika
Selatan.
Dengan kerjasama ini Indosat
menjadi ISP Indonesia yang memiliki jangkauan yang paling luas. Jumlah
pelanggan produk ini hingga tahun 2006 adalah 217 meningkat dari tahun
sebelumnya sebanyak 170 pelanggan. Indosat juga menyediakan akses
internet di daerah terpencil dengan teknologi DVB RCS melalui satelit
sejak tahun 2005. Berkembangnya akses nirkabel juga ditanggapi oleh
Indosat dengan menggelar hot spot di kota-kota besar dan menengah di
Indonesia.
Lintasarta
Pada saat internet mulai
digunakan untuk umum awal tahun 1996, Lintasarta menjadi salah satu
pionir dengan menyediakan akses dial up yang saat itu sudah cukup maju
yang dikenal dengan Internet Indonesia On-Line Access (IdOLA).
IdOLA bisa diakses di 11 kota
besar di Indonesia yakni, Medan, Batam, Jakarta, Bogor, Bandung,
Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Balikpapan.
Jangkauan layanan ini pada waktu itu diangap sudah sangat baik.
Sebelum memasuki bisnis ISP,
Lintasarta adalah perusahaan yang menyediakan jaringan telekomunikasi
melalui frame relay, digital leased line maupun VSAT bagi sektor bisnis
terutama perbankan dan asuransi yang didirikan pada tahun 1988.
Lintasarta sangat maju dalam
bisnis layanan jaringan terutama untuk aplikasi on line dan real time
yang sangat berkembang. Layanan koneksi internet Lintasarta yang kini
dikembangkan adalah dedicated.
Lintasarta memanfaatkan
keunggulannya dan pengalamannya dalam penyediaan jaringan. Produk
dedicated Lintasarta dialirkan ke pelanggan melalui tiga salurah yang
bisa dipilih yakni frame relay, DSL, dan VSAT.
Sementara itu, layanan dial up
IdOLA karena tidak mampu bersaing semakin tertinggal dan saat ini di
Jakarta saja jumlah pelanggan IdOLA hanya tinggal100.
Cyberindo Aditama (CBN)
CBN didirikan pada tahun 1995
memiliki 9 Point of Presence (POP) di beberapa kota yakni Jakarta,
Bogor, Bandung, Bali and Samarinda.
Layanan CBN meliputi dial up
dan broadband yang meliputi cable TV, DSL, dedicated, wireless, mobile,
dan satelit. CBN menggelar layanan wiring, yakni dengan menyambung
pelanggan khususnya di beberapa wilayah di Jakarta dengan kabel tembaga
miliknya sendiri.
Biznet
Biznet didirikan pada tahun
2000. Meskipun relative masih muda, namun penetrasi pelanggannya sangat
baik. Hal ini ditempuh melalui terobosan Biznet membangun layanan Metro
Ethernet yakni jaringan fiber optic di wilayah Jakarta.
Jaringan fiber optic Metro
Ethernet ini tergelar di Kawasan Kuningan -Sudirman-Gatot
Soebroto-Slipi- TB Simatupang-Pondok Indah, Jakarta. Dengan modal ini,
Biznet diperkirakan mampu menangkap pelanggan dengan baik pada
tahun-tahun mendatang.
Pada tahun 2007 ini, Biznet
meluncurkan Fiber To The Home (FTTH) untuk memperluas pelanggannya ke
pelanggan personal. Selama ini, mayoritas pelanggan yang disasar adalah
kalangan korporasi.
Selain membuka peluang untuk
berkembang, kepemilikannya atas jaringan fiber optic juga membuat Biznet
bisa bertahan dari penurunan harga yang dilakukan Telkom pada produk
Speedy-nya. Banyak pemain yang saat ini tengah mengalami tekanan akibat
diskon besar-besaran Telkom Speedy ini.
Jumlah pelanggan dan pengguna internet meningkat pesat
Jumlah pelanggan internet di
Indonesia mengalami perkembangan dalam 5 tahun terakhir. Pada tahun
2005 pertumbuhan jumlah pelanggan internet mencapai 38 persen dengan
jumlah pelanggan sebanyak 1.500.000, sementara pada tahun 2006 naik
lebih tinggi yakni 67 persen dengan 2.500.000 pelanggan.
Peningkatan yang lebih tinggi
ini terjadi karena terdorong oleh munculnya layanan broadband yang
semakin luas dan kecenderungan harga yang semakin murah sehingga mampu
menggairahkan industri ISP di Indonesia.
Dalam beberapa tahun mendatang,
persaingan akan meningkat dan membuat harga internet cenderung turun.
Hal ini akan membuat jumlah pelanggan internet terus meningkat.
Jumlah pengguna internet yang
meningkat ini didorong oleh berkembangnya bisnis warung internet. Selain
itu, semakin murahnya tarif akses internet pita lebar memungkinkan
kantor-kantor membuka akses internet bagi para karyawannya dengan lebih
leluasa.
Semakin bermacamnya akses
memungkinkan penggunaan internet secara lebih luas sehingga membuat
jumlah pengguna internet di Indonesia dalam periode tahun 2004 - 2007
terus meningkat.
Akses mobile internet melalui
telepon seluler maupun Fixed Wireless Access juga membuka pasar baru
pengguna internet melalui handphone. Dengan semakin murahnya perangkat
handphone dengan kemampuan mengakses internet dan makin rendahnya tarif
akses melalui mobile internet, maka akan mendorong jumlah pengguna
internet lebih banyak lagi.
Telkom dengan TelkomNet
instan-nya mendominasi pelayanan jasa akses internet. Pada tahun 2006
rata-rata pelanggan Telkom yang mengakses TelkomNet Instan mencapai
680.000, atau naik 36 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, waktu
aksesnya mencapai 3,7 miliar menit atau naik 32 persen dari tahun
sebelumnya.
Dalam tiga tahun terakhir
pelanggan broadband Speedy telah meningkat pesat. Pada tahun 2007 jumlah
pelanggan telah mencapai 300 ribu padahal tahun 2006 masih sekitar100
ribu pelanggan.
Pertumbuhan pelanggan cable
internet juga meningkat pesat semenjak PT First Media meluncurkan
akses broadband internet melalui jaringan TV Cable-nya yang dikenal
dengan merk dagang Fast Net.
ISP berlomba menambah kapasitas untuk meningkatkan pelanggan
Penyelenggara jasa internet
(ISP) berlomba-lomba menaikkan target jumlah pelanggan pada 2008,
menyusul tingginya permintaan sambungan ke dunia maya itu. PT Telkom
(Speedy) menargetkan kenaikan pelanggan sebanyak 500%, dan PT Indosat
Mega Media (IM2) menargetkan kenaikan hampir 1.000%.
Speedy Telkom saat ini memiliki
kapasitas pita lebar untuk 330 ribu pelanggan, dan akan ditingkatkan
menjadi satu juta pelanggan. Selain menambah kapasitas broadband, Telkom
juga memperhatikan masalah packaging untuk pelanggan. Tahun depan,
Speedy akan mengeluarkan layanan prabayar, yang mirip sistem voucher
pada telepon seluler.
Dengan dukungan bandwidth
sebesar 3,6 gigabyte (GB), Telkom dapat menjaring tidak kurang dari satu
juta pelanggan pada tahun depan. Jumlah ini melonjak lebih dari 400%
dibanding target akhir 2007 yang hanya mencapai 212 ribu pelanggan.
Arah Telkom ke depan untuk
internet adalah user minded (menggunakan sistem voucher) bukan
subscriber minded yang harus dibatasi oleh jumlah komputer dan telepon
yang tersedia. Telkom berencana akan mengeluarkan nilai nominal voucher
layaknya ponsel, antara lain Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
Untuk mendukung target
tersebut,Telkom telah membeli layanan jaringan internet Asia America
Gateway (AAG). Telkom amat serius meningkatkan kinerja Speedy, mengingat
sumbangannya terhadap total pendapatan Telkom mencapai 8%.
Sementara itu, PT IM2
menargetkan, peningkatan pelanggan hampir 1000% pada 2008. Pada akhir
tahun ini IM2 menargetkan pelanggan sebesar 25 ribu dan menjadi 200 ribu
pelanggan pada tahun 2009.
Untuk mencapai target itu, IM2
akan menambah cakupan wilayah (coverage area) dari saat ini hanya di 10
kota besar menjadi 28 kota. Kota yang dituju IM2 adalah 16 ibu kota
provinsi dan 12 kota besar.
Strategi IM2 mempeluas jaringan
adalah dengan menggunakan jaringan Indosat. Meski sumbangan IM2 kepada
pendapatan PT Indosat belum signifikan hingga saat ini, tetapi IM2 akan
menjadi andalan pada tahun-tahun mendatang. Saat ini sumbangan IM2 masih
di bawah 10% (single digit), namun tahun depan diharapkan dapat
mencapai double digit.
Jumlah pelanggan Telkom pada
tahun 2006 mencapai mencapai 893.200 terdiri dari 680.000 pelanggan dial
up, 120.000 pelanggan cable internet, dan 93.200 pelanggan ADSL. Jumlah
ini belum termasuk pelanggan melalui mobile (CDMA) Telkom Flexi.
Jumlah pelanggan Indosat M2
mencapai 28.443 terdiri dari dial up sebanyak 27.027, dedicated sebanyak
1.199, dan 217 pelanggan VPN. Jumlah pelanggan pada tahun 2007 lebih
besar mengingat kini Indosat M2 menggelar layanan mobile internet bekerj
Pemain yang lebih kecil seperti
Pacific memiliki 5.000 langganan. Komposisi pelanggannya adalah 3.000
pelanggan korporasi dan 2.000 pelanggan personal.
..........................
Kunjungi Sumber: h3n-movie